TEORI
KEPRIBADIAN SEHAT
Istilah kepribadian dalam bahasa
Inggris dinyatakan dengan personality. Istilah
ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu
persona, yang berarti topeng dan personare yang artinya menembus. Istilah ini lalu diadopsi oleh
orang-orang Roma dan mendapatkankonotasi yang baru yaitu “sebagaimana seseorang
nampak dihadapan orang lain”.
Pembentukan
Kepribadian
Menurut Atkinson dkk (1993) ketika
bayi lahir, ia membawa potensialitas tertentu. Karakteristik fisik , seperti
warna mata dan warna rambut , bentuk tubuh, bentuk hidung seseorang pada
dasarnya ditentukan oleh pada saat konsepsi (pertemuan antara sel telur dan
sperma). Intelegensi dan kemampuan khusus tertentu, seperti bakat music dan
seni, dalam beberapa hal juga tergantung pada hereditas (faktor keturunan).
Pada mulanya Allport mendefinisikan
kepribadian sebagai “What a man really
is.” Tetapi difinisi tersebut oleh Allport dipandang tidak memadai lalu dia
merevisi definisi tersebut (soemadi Suryabrata, 2005:240) definisi yang
kemudian di rumuskan oleh Allport adalah: “Personality is the dynamic
organization with in the individual of those psychophysical systems that
determine his unique adjustment to his environment” (Singgih Dirgagunarso, 1998:11).
Pendapat Allport diatas bila di terjemahkan menjadi : kepribadian adalah
organisasi dinamis dalam individu sebagai system psikofisis yang menentukan
caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
Konsep-konsep yang Berhubungan dengan Kepribadian
Konsep –konsep yang berhubungan
dengan kepribadian adalah (Alwisol, 2005 : 8:9):
1.
Character (karakter), yaitu pengambaran
tingkah laku dengan menonjolkan nilai
(benar-salah, baik-buruk) baik secara eksplisit maupun implicit
2.
Temperament (temperamen), yaitu kepribadian
yang berkaitan erat dengan determinan biologis atau fisiologis.
3.
Traits (sifat-sifat), yaitu respon yang
senada atau sama terhadap sekelompok stimuli yang mirip, berlangsung dalam
kurun waktu (relatif) lama.
4.
Type attribute (ciri), mirip dengan sifat,
namun dalam kelompok stimuli yang lebih terbatas.
5.
Habit (kebiasaan), merupakan respon
yang sama dan cenderung berulang untuk stimulus yang sama pula.
ALIRAN
PSIKOANALISA
Teori Psikoanalisis dikembangkan
oleh Sigmund Freud. Psikoananlisis dapat dipandang sebagai teknik terapi dan
sebagai aliran psikologi. Sebagai aliran psikologi, psikoanalisis banyak
berbicara mengenai kepribadian, khususnya dari segi struktur, dinamika, dan
perkembangannya.
Struktur Kepribadian
Menurut Freud (Alwisol, 2005 : 17), kehidupan jiwa
memiliki tiga tingkat kesadaran, yaitu sadar (conscious), prasadar (preconscious),
dan tak sadar (unconscious). Sampai dengan tahun 1920an, teori tentang
konflik kejiwaan hanya melibatkan ketiga unsur tersebut. Baru pada tahun 1923
Freud mengenalkan tiga model struktural yang lain, yaitu das Es, das Ich, dan
das Ueber Ich. Struktur baru ini tidak mengganti struktur
lama, tetapi melengkapi gambaran mental terutama dalam fungsi
dan tujuannya (Awisol, 2005 :17).
Freud berpendapat bahwa kepribadian merupakan suatu
system yang terdiri dari 3 unsur, yaitu das Es, das Ich,
dan das Ueber Ich (dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan the Id,
the Ego, dan the Super Ego), yang masing memiliki asal, aspek, fungsi, prinsip
operasi, dan perlengkapan sendiri.
Perkembangan Kepribadian
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian
Perkembangan kepribadian individu menurut Freud,
dipengauhi oleh kematangan dan cara-cara individu mengatasi ketegangan. Menurut
Freud, kematangan adalah pengaruh asli dari dalam diri manusia. Ketegangan
dapat timbul karena adanya frustrasi, konflik, dan ancaman. Upaya mengatasi
ketegangan ini dilakukan individu dengan : identifikasi, sublimasi, dan
mekanisme pertahanan ego.
b. Tahap-tahap perkembangan kepribadian
Menurut Freud, kepribadian individu telah terbentuk pada
akhir tahun ke lima, dan perkembangan selanjutnya sebagian besar hanya
merupakan penghalusan struktur dasar itu. Selanjutnya Freud menyatakan bahwa
perkembangan kepribadian berlangsung melalui 6 fase, yang berhubungan dengan
kepekaan pada daerah-daerah erogen atau bagian tubuh tertentu yang sensitif
terhadap rangsangan. Ke enam fase perkembangan kepribadian adalah sebagai
berikut (Sumadi Suryabrata, 2005 : 172-173).
1) Fase oral (oral stage): 0 sampai kira-kira 18 bulan
Bagian tubuh yang sensitif
terhadap rangsangan adalah
mulut.
2) Fase anal (anal stage) : kira-kira usia 18 bulan sampai
3tahun.
Pada fase ini bagian tubuh yang
sensitif adalah anus.
3) Fase falis (phallic stage) : kira-kira usia 3 sampai 6
tahun.
Bagian tubuh yang sensitif pada
fase falis adalah alat kelamin.
4) Fase laten (latency stage) : kira-kira usia 6 sampai
pubertas
Pada fase ini dorongan seks
cenderung bersifat laten atau tertekan.
5) Fase genital (genital stage) : terjadi sejak individu
memasuki pubertas dan
selanjutnya. Pada masa ini individu telah mengalami kematangan pada
organ reproduksi.
ALIRAN BEHAVIORISTIK
Pendahuluan
Behaviorisme merupakan sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh
J.B. Watson. Sama halnya dengan psikoanalisis, behaviorisme juga merupakan aliran
yang revolusioner, kuat dan berpengaruh serta memiliki akar sejarah yang cukup
dalam. Selain Watson ada beberapa orang yang dipandang sebagai tokoh
behaviorsime, diantaranya adalah Ivan Pavlov, E.L. Thorndika, B.F. Skinner,
dll. Namun demikian bila orang berbicara kepribadian atas dasar orientasi behevioristik
maka nama yang senantiasa disebut adalah Skinner mengingat dia adalah tokoh behaviorisme
yang paling produktif dalam mengemukakan gagasan dan penelitian, paling
berpengaruh, serta paling berani dan tegas dalam menjawab tantangan dan
kritik-kritik atas behaviorisme (Koeswara, 2001 : 69). Paradigma yang dipakai
untuk membangun teori behavioristik adalah bahwa tingkah laku manusia itu
fungsi stimulus, artinya determinan tingkah
laku tidak berada di dalam diri manusia tetapi bearada di lingkungan
(Alwisol, 2005 : 7). Pavlov, Skinner, dan Watson dalam berbagai eksperimen mencoba
menunjukkan betapa besarnya pengaruh lingkungan terhadaptingkah laku. Semua
tingkah laku termasuk tingkah laku yang tidak dikehendaki, menurut mereka,
diperoleh melalui belajar dari lingkungan.
Teori Kepribadian Skinner
1. Asumsi yang Dipakai Skinner
Skinner
menjelaskan perilaku manusia dengan tiga asumsi dasar, di mana asumsi pertama
dan kedua pada padasarnya menjadi asumsi psikologi pada umumnya, bahkan juga
merupakan asumsi semua pendekatan ilmiah (Alwisol, 2005 : 400). Ketiga asumsi
tersebut adalah :
a.Tingkah laku itu mengikuti hukum tertentu (behavior is lawful). Ilmu
adalah usaha untuk
menbemukan keteraturan,
menunjukkan bahwa peristiwa tertentu berhubungan secara teratur
dengan peristiwa lain.
b. Tingkah laku dapat diramalkan (behavior can be predicted). Ilmu
bukan hanya menjelaskan
tetapi juga meramalkan. Bukan
hanya menangani peristiwa masa lalu tetapi juga masa yang
akan dating. Teori yang
berdaya guna adalah yang memungkinkan dilakukannya prediksi
mengenai tingkah laku yang akan
dating dan menguji prediksi itu.
c. Tingkah laku dapat decontrol (behavior can be controlled). Ilmu dapat
melakukan antisipasi
dan menentukan / membentuk
tingkah laku seseorang.
Pokok-pokok Pandangan Skinner
a. Struktur kepribadian
Skinner tidak tertarik dengan
variable structural dari kepribadian. Menurutnya, mungkin dapat
diperoleh illusi yang menjelaskan
dan memprediksi tingkah laku berdasarkan faktor-faktor
yang tetap dalam kepribadian,
tetapi tingkah laku hanya dapat diubah dan dikendalikan dengan
mengubah lingkungan. Sedangkankan
unsur kepribadian yang dipandangnya relatif tetap
adalah tingkah laku itu sendiri.
Menurut Skinner ada dua klasifikasi tingkah laku yaitu :
1) Tingkah laku responden (respondent behavior), adalah respon yang
dihasilkan (elicited)
organisme untuk menjawab
stimulus yang secara spesifik berhubungan dengan respon itu.
2) Tingkah laku operan (operant behavior), adalah respon yang
dimunculkan (emittes)
organisme tanpa adanya stimulus
spesifik yang langsung memaksa terjadinya respon itu.
Bagi Skinner, faktor motivasional dalam tingkah laku bukan elemen struktural.
Dalam situasi yang sama tingkah laku seseorang bisa berbeda-beda kekuatan dan
keringan munculnya. Dan itu bukan karena kekuatan dari dalam diri individu atau
motivasi. Menurut Skinner variasi kekuatan tingkah laku tersebut disebabkan
oleh pengaruh lingkungan.
b. Dinamika kepribadian
1) Kepribadian dan belajar
Kepedulian utama Skinner berkenaan dengan
kepribadian adalah mengenai perubahan tingkah
laku. Hakikat toeri Skinner
adalah teori belajar, bagaimana individu memiliki tingkah laku
baru, menjadi lebih terampil,
menjadi lebih tahu dan mampu, dst.
Menurut Skinner kepribadian dapat dipahami dengan mempertimbangkan perkembangan
tingkah laku dalam hubungannya yang terus-menerus dengan lingkungannya. Cara
yang efektif untuk mengubah dan mengontrol tingkah laku adalah dengan melakukan
penguatan (reinforcement) . Dalam teori Skinner penguatan dianggap
sangat penting untuk membentuk tingkah laku. Menurut Skinner, ada dua macam penguatan
:
- Reinforcement positif, yaitu efek yang menyebabkan tingkah laku
diperkuat atau sering
dilakukan.
- Reinforcement negatif, yaitu efek yang menyebabkan tingkah laku
diperlemah atau tidak
diulangi lagi.
2) Pembentukan perilaku dan perilaku berantai
Dalam melatih suatu perilaku.,
Skinner mengemukakan istilah shaping, yaitu upaya secara
bertahap untuk membentuk
perilaku, mulai dari bentuk yang paling sederhana sampai bentuk
yang paling kompleks. Menurut
Skinner terdapat 2 unsur dalam pengertian shaping, yaitu :
-Adanya penguatan secara
berbeda-beda (differential reinforcement), yaitu ada respon yang
diberi penguatan dan ada yang tidak
diberi penguatan.
-Upaya mendekat terus-menerus (successive approximation) yang
mengacu pada pengertian bahwa hanya respon yang sesuai dengan harapan
eksperimenter yang diberi penguat.
ALIRAN HUMANISTIK
Pendahuluan
Istilah psikologi humanistik (Humanistic Psychology) diperkenalkan
oleh sekelompok ahli psikologi yang pada awal tahun 1960-an bekerja sama di bawah
kepemimpinan Abraham Maslow dalam mencari alternatif dari dua teori yang sangat
berpengaruh atas pemikiran intelektual dalam psikologi. Kedua teori yang
dimaksud adalah psikoanalisis dan behaviorisme. Maslow menyebut psikologi
humanistik sebagai “kekuatan ketiga” (a third force). Meskipun
tokoh-tokoh psikologi humanistik memiliki pandangan yang berbeda-beda, tetapi
mereka berpijak pada konsepsi fundamental yang sama mengenai manusia, yang
berakar pada salah satu aliran filsafat modern, yaitu eksistensialisme.
Manusia, menurut eksistensialisme adalah hal yang mengada-dalam dunia (being-in-the-world),
dan menyadari penuh akan keberadaannya (Koeswara, 2001 : 113). Eksistensialisme
menolak paham yang menempatkan manusia semata-mata sebagai hasil bawaan ataupun
lingkungan. Sebaliknya, para filsuf eksistensialis percaya bahwa setiap
individu memiliki kebebasan untuk memilih tindakan, menentukan sendiri nasib atau
wujud dari keberadaannya, serta bertanggung jawab atas pilihan dan
keberadaannya.
Pokok-pokok Teori Abraham
Maslow
Oleh karena eksistensialisme menekankan pada anggapan bahwa manusia
memiliki kebebasan dan bertanggung jawab bagi tindakantindakannya, maka
pandanganpandangan eksistensialisme menarik bagi para ahli psikologi humanistik
dan selanjutnya dijadikan landasan teori
psikologi humanistik. Adapun pokok-pokok teori psikologi humanistik yang dikembangkan
oleh Maslow adalah sebagai berikut (Koeswara, 2001 :112-118 dan Alwisol 2005 :
252-270)
1. Prinsip holistik
Menurut Maslow, holisme menegaskan bahwa organisme selalu berting-kah laku
sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian bagian atau komponen yang
berbeda. Jiwa dan tubuh bukan dua unsur yang terpisah tetapi bagian dari suatu
kesatuan, dan apa yang terjadi pada bagian yang satu akan mempengaruhi bagian yang
lain. Pandangan holistik dalam kepribadian, yang terpenting adalah :
a. Kepribadian normal ditandai dengan unitas, integrasi, konsistensi, dan
koherensi. Organisasi
adalah keadaan normal dan
disorganisasai adalah keadaan patologis (sakit).
b. Organisme dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya, tetapi
tidak ada bagian yang
dapat dipelajari dalam isolasi.
c. Organisme memiliki suatu dorongan yang berkuasa, yaitu aktualisasi
diri.
d. Pengaruh lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat
minimal. Potensi
organisme jika bisa terkuak di lingkungan
yang tepat akan menghasilkan kepribadian yang
sehat dan integral.
e. Penelitian yang komprehensif terhadap satu orang lebih berguna dari
pada penelitian ekstensif
terhadap banyak orang mengenai
fungsi psikologis yang diisolasi.
2. Individu adalah penentu bagi tingkah laku dan pengalamannya sendiri. Manusia
adalah agen
yang sada, bebas memilih atau menentukan
setiap tindakannya. Dengan kata lain manusia
adalah makhluk yang bebas dan
bertanggung jawab.
3. Manusia tidak pernah diam, tetapi selalu dalam proses untuk menjadi
sesuatu yang lain dari
sebelumnya (becoming). Namun
demikian perubahan tersebut membutuhkan persyaratan,
yaitu adanya lingkungan yang
bersifat mendukung.
4. Individu sebagai keseluruhan yang integral, khas, dan terorganisasi.
5. Manusia pada dasarnya memiliki pembawaan yang baik atau tepatnya
netral. Kekuatan jahat
atau merusak pada diri manusia
merupakan hasil atau pengaruh dari lingkungan yang buruk,
dan bukan merupakan bawaan.
6. Manusia memiliki potensi kreatif yang mengarahkan manusia kepada pengekspresian
dirinya
menjadi orang yang memiliki kemampuan
atau keistimewaan dalam bidang tertentu.
7. Self-fulfillment merupakan tema utama dalam hidup manusia.
8. Manusia memiliki bermacam-macam kebutuhan yang secara hirarki dibedakan
menjadi
sebagai berikut (Boeree, 2004) :
(1) kebutuhan-kebutuhan fisiologis (the physiological needs)
(2) kebutuhan akan rasa aman (the safety and security needs)
(3) kebutuhan akan cinta dan memiliki (the love and belongingneeds)
(4) kebutuhan akan harga diri (the esteem needs)
(5) kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-actualization needs)
SUMBER : Alwisol. (2005) Psikologi Kepribadian. Malang :
Penerbit
Universitas Muhammadyah Malang.
Koeswara, E. (2001) Teori-teori
Kepribadian. Bandung Eresco.
Sumadi Suryabrata. (2005) Psikologi
Kepribadian. Jakarta : CV Rajawali.
Drs. Kuntjojo, M.Pd. PSIKOLOGI KEPRIBADIAN. PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2 0 0 9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar