TEORI KEPRIBADIAN SEHAT
Istilah kepribadian dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan personality. Istilah ini berasal
dari bahasa Yunani, yaitu persona, yang berarti topeng dan personare yang artinya menembus. Istilah ini lalu diadopsi oleh orang-orang Roma dan mendapatkankonotasi
yang baru yaitu “sebagaimana seseorang nampak dihadapan orang lain”.
Pembentukan Kepribadian
Menurut Atkinson dkk (1993) ketika bayi
lahir, ia membawa potensialitas tertentu. Karakteristik fisik , seperti warna
mata dan warna rambut , bentuk tubuh, bentuk hidung seseorang pada dasarnya
ditentukan oleh pada saat konsepsi (pertemuan antara sel telur dan sperma).
Intelegensi dan kemampuan khusus tertentu, seperti bakat music dan seni, dalam
beberapa hal juga tergantung pada hereditas (faktor keturunan).
PENDEKATAN KESEHATAN MENTAL
-Orientasi Klasik
Orientasi klasik yang
umumnya digunakan dalam kedokteran termasuk psikiatri mengartikan sehat sebagai
kondisi tanpa keluhan, baik fisik maupun mental.
-Orientasi Penyesuaian
Diri
Dengan menggunakan
orientasi penyesuaian diri, pengertian sehat mental tidak dapat dilepaskan dari
konteks lingkungan tempat individu hidup.
-Orientasi
Pengembangan Potensi
Seseorang dikatakan
mencapai taraf kesehatan jiwa, bila ia mendapat kesempatan untuk
mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan, ia bisa dihargai oleh orang
lain dan dirinya sendiri.
Teori Kepribadian Sehat
-Aliran Psikoanalisa
Kepribadian Sehat
Psikoanalisa:
Menurut freud kepribadian
yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah. Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan,
dengan belajar
Mental yang sehat
ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego
Tidak mengalami
gangguan dan penyimpangan pada mentalnya
Dapat menyesuaikan
keadaan ddengan berbagai dorongan dan keinginan
-Aliran Behavioristik
Kepribadian yang sehat
menurut behavioristik:
1. Memberikan respon
terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan lingkungannya
2. Bersifat sistematis
dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman
3. Sangat dipengaruhi
oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan sendiri
4.Menekankan pada
tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang obyektif
-Aliran Humanistik
Kepribadian yang sehat
menurut humanistik, perilaku yang mengarah pada aktualisasi diri:
1) Menjalani hidup
seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
2) Mencoba hal-hal
baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.
3) Lebih memperhatikan
perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara tradisi,
otoritas, atau mayoritas.
4) Jujur ; menghindari
kepura-puraan dalam “bersandiwara”.
5) Siap menjadi orang
yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang.
6) Memikul tanggung
jawab.
7) Bekerja keras untuk
apa saja yang ingin dilakukan.
8) Mencoba
mengidentifikasi pertahanan diri dan memiliki keberanian untuk menghentikannya.
Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri dalam
bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment.
Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut
pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian
diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai
usaha penguasaan (mastery).
Pengertian
Stres
Stress adalah bentuk
ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini
mempengaruhi kinerja keseharian seseorang.
Faktor inividual dan
sosial- penyebab stres
Faktor lingkungan,
faktor organisasi, faktor pribadi.
Tipe Stres Psikologis
a. Tekanan
b. Frustasi
c. Konflik
d. Kecemasan
COPING
Menurut
Lazarus (1996) coping stress adalah upaya kognitif dan tingkah laku untuk
mengelola tuntutan internal dan eksternal yang khusus dan konflik diantaranya
yang dinilai individu sebagai beban dan melampaui batas kemampuan individu
tersebut. Individu akan memberikan reaksi yang berbeda untuk mengatasi stres.
Dewasa
ini proses terhadap stres menjadi pedoman untuk membangun coping stress. Secara
umum stres dapat diatasi dengan melakukan transaksi dengan lingkungan dimana
hubungan transaksi ini merupakan suatu proses dimana individu berusaha untuk
menangani dan menguasai situasi stres yang menekan dengan melakukan perubahan
kognitif maupun perilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya.
Coping
adalah transaksi berseri antara individu yang memiliki satuan sumber daya,
nilai, komitmen, dan lingkungan tempat tinggal dengan sumber dayanya sendiri,
tuntutan. Coping bukan merupakan suatu tindakan yang dilakukan individu tetapi
merupakan kumpulan respon yang terjadi setiap waktu, yang dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan dan individu tersebut (Yanny, dkk, 2004).
Reaksi
emosional, termasuk kemarahan dan depresi, dapat dianggap sebagai bagian dari
proses coping untuk menghadapi suatu tuntutan. Berdasarkan uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa coping stress merupakan suatu upaya kognitif untuk menguasai,
mentoleransi, mengurangi atau meminimalisasikan suatu siatuasi atau kejadian
yang penuh ancaman.
Terdapat
beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi coping stress. Reaksi terhadap stres
bervariasi antara individu yang satu dengan individu yang lainnya, dan dari
waktu ke waktu pada orang yang sama. Perbedaan ini disebabkan oleh faktor
psikologis dan sosial yang tampaknya dapat merubah dampak stressor bagi
individu.
Konsep Penyesuaian diri
Makna
akhir dari hasil pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh mana hal
yang telah dipelajari dapat membantunya dalam penyesuaian diri dengan
kebutuhan-kebutuhan hidupnya dan pada tuntutan masyarakat. Seseorang tidak
dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri atau tidak mampu
menyesuaikan diri, kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan
diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan dimana kemungkinan akan berkembang
proses penyesuaian yang baik atau yang salah. Penyesuaian yang sempurna dapat
terjadi jika manusia / individu selalu dalam keadaan seimbang antara dirinya
dengan lingkungannya, tidak ada lagi kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan semua
fungsi-fungsi organisme / individu berjalan normal. Namun, penyesuaian diri
lebih bersifat suatu proses sepanjang hayat, dan manusia terus menerus
menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapai pribadi
sehat. Penyesuaian diri adalah suatu proses. Kepribadian yang sehat ialah
memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara harmonis, baik
terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya.
Pengertian
Penyesuaian Diri
Penyesuaian
diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku
individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan
lingkungannya. Atas dasar pengertian tersebut dapat diberikan batasan
bahwa kemampuan manusia sanggup untuk membuat hubungan-hubungan yang
menyenangkan antara manusia dengan lingkungannya.
Dalam
kehidupan sehari-hari, Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting
bagi terciptanya kesehatan jiwa/mental individu. Banyak individu yang
menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena
ketidak-mampuannya dalam menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan keluarga,
sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada umumnya. Tidak jarang pula ditemui
bahwa orang-orang mengalami stres dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka
untuk melakukan penyesaian diri dengan kondisi yang penuh tekanan.
HUBUNGAN INTERPERSONAL
Hubungan
interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar
menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya.
Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan
juga menentukan relationship.Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat
menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk
mengungkapkan dirinya; makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi
dirinya; sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
1.
Model Pertukaran Sosial
Model
ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang
berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhannya. Thibault dan Kelley, dua orang pemuka dari teori
ini menyimpulkan model pertukaran sosial sebagai berikut: “Asumsi dasar yang
mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela
memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup
memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya“.
2.Model
Peranan
Model
peranan menganggap hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini
setiap orang harus memerankan peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat
oleh masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap individu
bertidak sesuai dengan peranannya.
3.
Model Interaksional
Model
ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem
memiliki sifat-sifat strukural, integratif dan medan. Semua sistem terdiri dari
subsistem-subsistem yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai suatu
kesatuan. Selanjutnya, semua sistem mempunyai kecenderungan untuk memelihara
dan mempertahankan kesatuan. Bila ekuilibrium dari sistem terganggu, segera
akan diambil tindakannya. Setiap hubungan interpersonal harus dilihat dari
tujuan bersama, metode komunikasi, ekspektasi dan pelaksanaan peranan.
Tahap Hubungan Interpersonal
Adapun
tahap-tahap untuk menjalin hubungan interpersonal, yaitu:
1.Pembentukan
kesan
Tahap
ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa
peneliti
telah menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase
kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap
informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali
secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. bila mereka merasa ada
kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini
informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat
tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya.Menurut
Charles
R. Bergerinformasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh
kategori, yaitu:a) informasi demografis; b)sikap dan pendapat (tentang orang
atau objek); c) rencana yang akan datang; d) kepribadian; e) perilaku pada masa
lalu; f) oranglain; serta g) hobi dan minat.
Terdapat
beberapa hal yang mempengaruhi hubungan interpersonal, yaitu:
1.
Komunikasi efektif
Komunikasi
interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan antara
pemangku
kepentingan terbangun dalam situasi komunikatif—interaktif dan menyenangkan.
Efektivitas komunikasisangat ditentukan oleh validitas informasi yang
disampaikan dan keterlibatan dalam memformulasikan ide atau gagasan secara
bersama.
2.
Ekspresi wajah
Ekspresi
wajah menimbulkan kesan dan persepsi yang sangat menentukan penerimaan individu
atau kelompok. Senyuman yang dilontarkan akan menunjukkan ungkapan
bahagia, Wajah merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam
menyampaikan makna dalam beberapa detik raut wajah akan menentukan dan
menggerakkan keputusan yang diambil. Kepekaan menangkap emosi wajah sangat
menentukan kecermatan tindakan yang akan diambil.
3.
Kepribadian
Kepribadian
sangat menentukan bentuk hubungan yang akan terjalin. Kepribadian
mengekspresikan pengalaman subjektif seperti kebiasaan, karakter dan perilaku.
4.
Stereotyping
Stereotypingmerupakan
cara yang banyak ditemukan dalam menilai orang lain yang dinisbatkan pada
katagorisasi tertentu. Cara pandang ini kebanyakan menimbulkan prasangka dan
gesekan yang cukup kuat, terutama pada saat pihak-pihak yang berkonflik sulit
membuka jalan untuk melakukan perbaikan.
5.
Kesamaan karakter personal
Manusia
selalu berusaha mencapai konsistensi dalam sikap dan perilakunya atau kita
cenderung menyukai orang lain, kita ingin mereka memilih sikap yang sama dengan
kita, dan jika menyukai orang, kita ingin memilih sikap mereka yang sama.
6.Daya
tarik
Dalam
hukum daya tarik dapat dijelaskan bahwa cara pandang orang lain terhadap diri individu
akan dibentuk melalui cara berfikir, bahasa dan tindakan yang khas.
7. Ganjaran
Seseorang
lebih menyenangi orang lain yang memberi penghargaan atau ganjaran berupa
pujian, bantuan, dorongan moral.
8. Kompetensi
Setiap
orang memiliki kecenderungan atau tertarik kepada orang lain karena prestasi
atau kemampuan yang ditunjukkannya.
Cinta
dan Perkawinan
Perkawinan atau dalam arti pernikahan adalah uapcara
pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan
maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan norma
sosial.
Bagaimana memilih pasangan? para pemuka agama
menyarankan agar memilih pasangan yang seiman, sehat dan belum pernah menikah
sebelumya.
Dalam seluk beluk membina keluarga, setriap objek
yang berpasangan adalah objek yang sama-sama belajar. Belajar dalam arti
belajar menjadi dewasa, menjadi arif, menjadi bijaksana, menjadi paham. Harus
bisa saling mengerti pasangan dan saling melengkapi pasangan. Tidak boleh ada
keegoisan yang bisa menimbulkan perselisihan dan ada juga yang sampai berakhir
perceraian.
Perceraian adalah terputusnya tali hubungan antara
suami dan istri yang dalam hal ini disebut cerai hidup karena masing-masing
saling gagal mempertahankan keluarga. Pernikahan kembali adalah menikah setelah
bercerai dengan pasangan sebelumnya secara sah di mata negara dan agama.
Single life- Lajang bukanlah suatu kejelekan.
Kebanyakan orang menilai lajang adalah suatu aib dan ketidak beruntungan
seseorang. Padahal banyak para single life menjadi pengusaha muda yang sukses
dan malah lebih fokus dalam meraih tujuan yang sebenar-benarnya.