A.
PENYESUAIAN DIRI
Penyesuaian diri alih bahasa dari adjustment,yang dilakukan manusia
sepanjang hayat. Karena pada dasarnya manusia ingin mempertahankan
eksistensinya,sejak lahir berusaha memenuhi kebutuhan yaitu kebutuhan
fisik,pkisis, dan social. Sebagaimana dikemukakan lazarus(1961), adjustment
involves a reaction of the person to demand imposed upon him. Demikian pula
pendapat Thordike dan Hogen yang disitir oleh Mustafa fahmi (1977) sebagai
berikut : penyesuaian diri merupakan kemampuan individu untuk mendapatkan
ketenteraman secara internal dan hubungannya dengan dunia sekitarnya. Sejak
kecil individu belajar bertingkah laku, tingkah laku yang berhasil dalam
memenuhi kebutuhannya berarti dapat menyesuaikan diri dan mengalami
keseimbangan. Maka, dapat disimpulkan: penyesuaian diri adalah kemampuan
individu untuk bereaksi karena tuntunan dalam memenuhi dorongan/kebutuhan dan
mencapai ketenteraman batin dalam hubungan dengan sekitar.
a.
Penyesuaian
Diri yang Berhasil
Penyesuaian
diri yang berhasil menurut Winarna Surachmad (dalam siti sundari,1986):
1.
Bilamana
dengan sempurna memenuhi kebutuhan, tanpa melebihkan yang satu dan mengurangi
yang lain.
2.
Bilamana
tidak mengganggu manusia lain dalam memenuhi kebutuhan yang sejenisnya.
3.
Bilamana
bertanggung jawab terhadap masyarakat dimana ia berada (saling menolong secara
positif).
Penyesuaian diri sebagai usaha
manusia untuk mencapai keharmonisan pada dirinya dan lingkungannya. Memenuhi
kebutuhan yang tidak berlebihan tidak merugikan orang lain dan wajib menolong
orang lain yang memerlukan.
b. Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri yang sempurna,
sulit diwujudkan karena banyak faktor yang mempengaruhi sehingga seluruh
kebutuhan tidak dapat terealisasi. Penyesuaian diri merupakan suatu proses yang
terjadi sepanjang kehidupan(lifelong process). Manusia harus berusaha menemukan
dan mengatasi rintangan, tekanan dan tantangan untuk mencapai pribadi yang
seimbang. Penyesuaian diri sebagai suatu proses kearah hubungan yang harmonis
antara tuntunan internal dan eksternal. Contoh bayi membutuhkan asi dan kasih
sayang. Karena tak terpenuhi, bayi berusaha mencari pemenuhan kebutuhan yang
tidak wajar untuk pengganti respon yaitu menghisap ibu jari.
. C. . Penyesuaian
Diri yang Positif
Dalam
kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan penyesuaian diri agar tercapai
keseimbangan. Berhubung kebutuhan manusia sangat banyak dan terjadi dalam
berbagai bidang. Wajarlah bila tidak semua penyesuaian berhasil secara positif.
Penyesuaian yang positif:
1.
Tidak adanya
ketegangan emosi, bila individu menghadapi problema, emosinya tetap tenang,
tidak panik, sehingga dalam memecahkan problem dengan menggunakan rasio dan
emosinya terkendali.
2.
Dalam
memecahkan masalah tidak menggunakan mekanisme psikologis baik defence
mekanisme maupun escape mekanisme, melainkan berdasarkan pertimbangan rasional,
mengarah dari masalah yang dihadapi secara langsung dengan segalanya akibatnya.
3.
Dalam
memecahkan masalah bersikap realistis dan objektif. Bila seorang menghadapi
masalah segera dihadapi masalah segera dihadapi secara apa adanya, tidak
ditunda-tunda. Apapun yang terjadi dihadapi secara wajar, tidak menjadi
frustasi, konflik maupun kecemasan.
4.
Mampu
belajar ilmu pengetahuan yang mendukung apa yang dihadapi sehingga dengan
pengetahuan itu dapat digunakan menanggulangi timbulnya problema.
5.
Dalam
menghadapi problem butuh kesanggupan membandingkan pengalaman diri sendiri
maupun pengalaman oranglain. Pengalaman-pengalaman itu tidak sedikit
sumbangannya dalam pemecahan problem.
d. Penyesuaian
Diri yang Negatif
Penyesuaian
diri yang negatif adalah penyesuaian yang menyimpang dari realita:
1.
Yang
bersangkutan tidak dapat mengendalikan emosinya. Bila menghadapi problem
menjadi panik, sehingga tindakannya tidak sesuai dengan kenyataan.
2.
Menggunakan
pertahanan diri yang berlebihan, karena berulang kali merupakan kebiasan yang
menyimpang dari kenyataan. Karena yang bersangkutan mengalani kegagalan dalam
penyesuaian diri memungkinkan mengalami frustasi, konflik maupun kecemasan atau
kegoncangan lain.
SUMBER :
Sundari,
Siti.(2005). Kesehatan Mental Dalam Kehidupan. Rineka Cipta :
Jakarta
PERTUMBUHAN
Pertumbuhan
Pribadi manusia adalah suatu proses organis dan bukan suatu proses mekanis.
Kita tidak lagi berbicara tentang membangun, melainkan tentang mengasuh, tidak
lagi tentang melekatkan dasar-dasar melainkan tentang menumbuhkan akar-akar,
tidak lagi menanamkan melainkan menstimulasi dan menjawab kebutuhan-kebutuhan
secara baik.
Pertumbuhan
adalah proses yang mencakup pertambahan dalam jumlah dan ukuran, keluasan dan
kedalaman. Prof. Gessel mengatakan, bahwa pertumbuhan pribadi manusia adalah
proses yang terus-menerus. Semua pertumbuhan terjadi berdasarkan pertumbuhan
yang terjadi sebelumnya.
Kita sebagai
manusia akan selalu mengalami dua aspek pertumbuhan pribadi. Pada satu
pihak, kita mempunyai irama dan bobot pertumbuhan pribadi yang sifatnya
individual. Irama serta bobot pertumbuhan ini mungkin cepat mungkin lambat,
mungkin sehat dan berlangsung secara baik dari tahap yang satu ke tahap
lainnya, mungkin sangat menggembirakan dan menghasilkan suatu pribadi yang
normal. Namun ada juga orang lain yang irama serta bobot pertumbuhannya kurang
baik, kurang sehat, sehingga pribadi yang dihasilkan tidak normal.
Sumber :
Drs. Sunaryo
, M.Kes : Psikologi untuk Keperawatan
http://gracekillho.blogspot.com/2011/03/penyesuaian-diri-pertumbuhan-personal.html
Pertumbuhan (Growth) : cenderung lebih bersifat
kuantitatif dan berkaitan dengan aspek fisik. Contoh : Ukuran berat dan tinggi
badan, ukuran dimensi sel tubuh, pertumbuhan tulang.
Sumber :
ASPEK-ASPEK PERTUMUHAN DAN PERKEMBANGAN
Pertumbuhan
fisik yang terjadi pada diri si anak adalah menyangkut semua organ dan struktur
organnya, seperti : organ fisik dalam misalnya jantung, paru-paru, otak dan
sebagainya semuanya mengalami perubahan – perubahan secara kuantitatif yaitu
semakin besar, semakin banyak, semakin lengkap strukturnya, sehingga si anak
tinggi badannya dan pertumbuhannya selesai apabila semua organ fisiknya
mencapai kematangan, sehingga anak mencapai kedewasaan fisik.
Adapun
perkembangan mental psikologis yang terjadi pada diri si anak adalah mencakup
semua aspek mental psikologis anak baik segi pengetahuan, keterampilan,
kecerdasan, sifat sosial, moral, agama, sikap, reaksi dan aspek – aspek mental
psikologis lainnya yang semuanya itu melalui proses perkembangan akan mengalami
perubahan secara kuantitatif dan kualitatif sehingga si anak bukan saja semakin
banyak pengatahuan dan kemampuannya, tetapi juga semakin baik kualitas
pengatahuan dan kemampuan yang dimilikinya.
Dengan
proses pertumbuhan fisik dan perkembanga mental psikologis yang diperoleh anak
secara maksimal dapat diharapkan si anak akan tumbuh berkembang menjadi manusia
dewasa yang baik dan berkualitas sebagaimana yang diharapkan dirinya sendiri,
juga oleh orang tua dan masyarakatnya.
Guna
mewujudkan hasil perkembangan yang sangat diharapkan itu tidak ada cara lain
kecuali dengan mengefektifkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab para
pendidik (orang tua dan guru) dalam membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan
perkembangan anak baik dirumah, di luar rumah maupun di sekolah, karena pada
hakikatnya memperoleh bimbingan dan pendidikan yang baik itu adalah hak si anak
dari pendidiknya.
PERISTIWA
PRIBADI PERTUMBUHAN MANUSIA
Peristiwa
pertumbuhan pribadi manusia bertolak dari pristiwa awal herediter. Manusia
berbentuk dari materil yang lemah. Materil yang dimaksud adalah materil
genetis. Pertumbuhan genetis pada manusia tidak jauh berbeda dengan genetis
padahewan, karena keduanya merupakan organisme. Setiap organisme tubmuh
dari keadaan sederhana dengan satu sel tunggal menjadi banyak sel dan banyak
sel dan membentuk organisme yang bersusunan sangat komplek.
CIRI-CIRI
PERTUMBUHAN
Pertumbuhan
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Dalam
pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalani hal bertambahnya ukuran fisik,
seperti berat
badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan,
lingkar dada, dan lain- lain.
2.
Dalam
pertumbuhan dapat terjadi perubahan proporsi yang dapat terlihat pada proporsi
fisik atau organ
manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi hingga
dewasa.
3.
Pada
pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama
masa pertumbuhan,
seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi
susu, atau hilangnya refleks-refleks tertentu.
4.
Dalam
pertumbuhan terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti proses
kematangan, seperti adanya
rambut pada daerah aksila, pubis, atau dada.
FAKTOR
PENDUKUNG PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MANUSIA
Sejak- awal tahun 1980-an semakin diakuinya pengaruh
keturunan (genetik) terhadap perbedaan individu. Berdasarkan data yang
diperoleh dari penelitian perilaku genetik yang mendukung, pentingnya pengaruh
keturunan menunjukkan tentang pentingnya pengaruh lingkungan. Perilaku yang
kompleks yang menarik minat para ahli psikologi (misalnya temperamen,
kecerdasan dan kepribadian) mendapat pengaruh yang sama kuatnya baik dari
faktor-faktor lingkungan maupun keturunan (genetik).
Aspek apa sajakah yang mempengaruhi faktor
genetik? Menurut Santrok (1992), banyak aspek yang dipengaruhi laktor genetik.
Para ahli genetik menaruh minat yang sangat besar untuk mengetahui dengan pasti
tentang variasi karakteristik yang dapat dipengaruhi oleh faktor genetik.
Kecerdasan dan temperamen merupakan aspek-aspek-yang paling banyak ditelaah
yang dalam perkembangannya dipengaruhi oleh keturunan.
a.
Pertumbuhan
Fisik
Pertumbuhan manusia merupkan perubahan fisik menjadi lebih besar dan lebih
panjang, dan prosesnya terjadi sejak manusia belum lahir hingga ia dewasa. masa
sebelum lahir merupakan pertumuhan dan perkembangan manusia yang sangat
komleks, karena pada masa itu merupakan awal terbentuknya organ-organ tubuh dan
tersusunnya jaringan saraf yang membentuk sistem yang lengkap.
Pertumbuhan fisik manusia setelahlair merupakan kelanjutn pertumbuhan sebelum
lahir. proses pertumbuhan fisik manusia berlangsung sampai masa dewasa. selama
tahun pertama dalam pertumbuhannya, ukuran panjang badannya akan bertambah
sekitar sepertiga dari panjang badan semula dn berat badannya akan
bertambah menjadi sekitar tiga kalinya. Sejak lahir hingga dengan umur 25
tahun, perbandingan ukuran badan manusia, dari pertumbuhan yang kurang
proporsional pada awal terbentuknya manusia (kehidupan sebelum lahir atau
prenatal) samapi dengan proporsi yang ideal dimasa dewasa.
Pertumbuhan fisik, baik secara langsung maupun tidak tidak langsung akan
mempengaruhi prilaku anak sehari-hari. secara langsung pertumbuhan fisik
seorang anak akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak. Secara tidak
langsung, pertumbuhan dan perkembangan fungsifisik akan memepengaruhi bagaimana
anak itu memandang dirinya sendiri dan bagaimana ia memandang orang lain.
b. Kecerdasan
(Intelek)
Kecerdasan atau daya piker berkembang sejalan dengan pertumbuhan saraf otak.
Pertumbuhan saraf yang telah matang akan diikuti oleh fungsinya dengan baik,
dan oleh karena itu seorang manusia akan juga mengalami perkembangan kemampuan
berpikirnya. Arthur Jensen (1969) mengemukakan pendapatnya bahwal kecerdasan
itu diwariskan (diturunkan). Ia juga mengemukakan bahwa lingkungan dan budaya hanya
mempunyai peranan minimal dalam kecerdasan.
Perkembangan lebih lanjut tentang perkembangan kecerdasan ii ditunjukkan pada
prilakunya, yaitu tindakan menolak dan memilih sesuatu. Tindakan itu telah
mendapatkan proses pertimbangan atau lebih dikenal dengan proses analisis,
evaluasi, sampai dengan kemanpuan menarik kesimpulan dan keputusan. Ketika
seseorang bisa melakukan peramalan atau perediksi, perencanaan dan berbagai
kemampuan analisis dan sintesis, hal ini dikenal dengan perkembangan kognitif.
c.
Temperamen
(Emosi)
Rasa dan perasaan merupakan salah satu potensi yang khusus dimiliki oleh
manusia. Dalam hidupnya atau dalam proses pertumbuhan dan perkembangan manusia,
banyak hal yang dibutuhkannya. kebutuhan setiap orag dapat dibedakan menjadi
dua kelompok besar, yaitu kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Kebutuhan-kebutuhan itu ada yang primer yang harus segera dipenuhi kebutuhannya
dan kebutuhan sekunder yang yang pemenuhannya dapat ditangguhkan. Jika
kebutuhan primer tidak segera dipenuhi maka seseorang akan merasa kecewa dan
sebaliknya.
Temperamen adalah gaya-perilaku karakteristik individu dalam
merespons. Ahli-ahli perkembangan sangat tertarik mengenai temperamen bayi.
Sebagian bayi sangat aktif menggerak-gerakkan tangan, kaki dan mulutnya dengan
keras, sebagian lagi lebih tenang, sebagian anak menjelajahi lingkungannya
dengan giat pada waktu yang lama dan sebagian lagi tidak demikian.
Emosi merupakan gejala perasaan disertai dengan perubahan atau prilaku fisik,
seperti marah yang ditunjukkan dengan teriakan suara keras, atau tingkah laku
yang lainnya. Begitu pula sebaliknya seseorang yang gembira akan
melonjak-lonjak sambil tertawa lebar dan sebagainya.
d. Sosial
Sejalan dengnan pertumbuhan badannya, bayi yang telah menjadi anak dan
seterusnya dan menjadi dewasa akan mengenal lingkungan yang luas dan mengenal
banyak manusia. Perkenalan dengan oranbg lain dimulai dengan mengenal ibunya,
kemudian mengenal ayahnya dan saudara-saudaranya dan akhirnya mengenal manusia
diluar keluarganya. Selanjutnya manusia yang dikenalnya semakin banyak dan amat
heterogen, namunp pada umumnya setiap anak akan lebih tertarik pada teman
sebayanya. Anak membentuk kelompok sebanya sebagai dunianya, memahami dunia
anak, dan kemudian dunia pergaulan yang lebih luas. Akhirnya manusia mengenal
kehidupan bersama, kemudian bermasyarakat atau berkehidupan social. Dalam
perkembangannya setiap manusia pada akhirnya mengetahui bahwa manusia itu
saling membantu dan dibantu, memberi dan diberi.
e.
Bahasa
Fungsi bahasa adalah untuk komunikasi. Setiap orang senantiasa berkomunikasi
dengan dunia sekitarnya, dengan orang-orang disekitarnya. Pengertian bahasa
sebagai alat komunikasi dapat diartikan tanda, gerak dan suara untuk
menyampaikan isi pikiran kepada orang lain. Bicara adalah bahasa suara, bahasa
lisan.
f.
Bakat Khusus
Bakat merupakan kemampuan tertentu atau khusus
yang dimiliki oleh seorang individu yang hanya dengan rangsangan atau sedikit
latihan, kemampuan itu dapat berkembang dengan baik. Di dalam definisi bakat
yang dikemukakan Guilford (Sumadi; 1984), bakat mencakup tiga dimensi
yaitu: dimensi perceptual, dimensi psikomotor dan dimensi intelektual.
Seseorang yang emilki bakat akan lebih cepat dapat diamati, sebab kemampuan
yang dimiliki akan berkembang dengan pesat dan menonjol. Bakat khusus
merupakan salah satu kemampuan untuk bidang tertentu seperti dalam bidang seni,
olah raga ataupun keterampilan.
g.
Sikap, Nilai
dan Moral
Bloom (Woolfolk dan Nicolich, 1984: 390) mengemukakan bahwa tujuan akhir dari
proses belajar kelompok menjadi tiga sasaran, yaitu penguasaaan pengetahuan
(kognitif), penguasaaan nilai dan sikap (afektif) dan penguasaan psikomorik.
Semakin tumbuh dan berkembang fisik dan psikis manusia, manusia mulai
dikenalkan terhadap nilai-nilai, ditunjukkan hal-hal yang boleh dan hal-hal
yang tidak boleh, yang harus dilakukan dan yang dilarang. Menurut Piaget,
pada awal pengenalan nilai dan prilaku seta tindakan iti masih bersifat
“paksaan”. Akan tetspi sejalan dengan perkembangan inteleknya berangsur-angsur
manusia mulai berbagai ketentuan yang berlaku di dalam keluarga dan
semakin lama semakin luas sampai dengan ketentuan yang berlaku di dalam
masyarakat dan Negara.
SUMBER :
Drs.M.dalyono,Psikologi Pendidikan,Jakarta:Rinka Cipta,2005
http://ceke-pugsd.blogspot.com/2012/04/pertumbuhan-dan-perkembangan-manusia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar