A. TEORI KEPRIBADIAN SEHAT
1. TEORI
KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT ALLPOR
Menurut Allport, individu-individu yang
sehat dikatakan mempunyai fungsi
yang baik pada
tingkat rasional dan sadar. Menyadari
sepenuhnya
kekuatan-kekuatan yang membimbing mereka dan
dapat
mengontrol kekuatan-kekuatan itu juga.
Kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh
trauma-trauma dan
konflik-konflik masa
kanak-kanak. Dimana orang-orang yang
neurotis
terikat dan terjalin erat pada pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak, berbeda dengan
orang-orang yang sehat yang bebas
dari paksaan-paksaan masa lampau. Pandangan orang sehat
adalah ke depan, kepada peristiwa-peristiwa kontemporer dan peristiwa-peristiwa yang akan
datang, dan tidak mundur kembali
kepada peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak. Segi pandangan
yang sehat ini memberi jauh lebih banyak kebebasan dalam memilih dan bertindak.
Orang
yang matang dan sehat juga akan terus menerus membutuhkan
motif-motif kekuatan dan daya hidup yang cukup untuk
menghabiskan energi-energinya. Pada tahap perkembangan manapun, setiap individu harus
menemukan minat-minat dan impian-impian
baru. Energi tersebut harus diarahkan pada setiap tahap
agar mencapai suatu kepribadian yang sehat. Contohnya seorang remaja membutuhkan
penyaluran-penyaluran atas energinya
agar terhindar dari kepribadian yang tidak sehat. Energi itu harus menemukan jalan keluar,
dan apabila energi tidak diungkapkan
secara konstruktif maka mungkin energi akan
dilepaskan
secara destruktif. Dimana beberapa anak yang
kekurangan
tujuan-tujuan yang berarti dan konstruktif untuk menghabiskan
energi mereka, menyebabkan masalah kenakalan.
Dorongan
yang bersifat konstruktif adalah sangat penting bagi orang-orang yang sehat secara
psikologis. Orang-orang yang demikian
mengejar secara aktif tujuan-tujuan, harapan-harapan,dan impian-impian, dan
kehidupan mereka dibimbing oleh suatu
perasaan
akan maksud, dedikasi, dan komitmen. Pengejaran terhadap
suatu tujuan tidak pernah berakhir; apabila suatu tujuan harus dibuang, maka suatu motif
yang baru harus cepat dibentuk. Orang
yang sehat melihat ke masa depan dan hidup dalam masa depan.
Secara ideal manusia dewasa yang mempunyai kematangan/kedewasaan
utuh /pribadi dewasa mempunyai hal-hal sebagai berikut :
1. Ekstensi sense of self
- Kemampuan berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas.
- Kemampuan diri dan minat-minatnya dengan orang lain beserta minat mereka.
- Kemampuan merencanakan masa depan (harapan dan rencana)
2. Hubungan hangat/akrab dengan
orang lain
- Kapasitas intimacy (hubungan kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion (pengungkapan hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang)
3. Penerimaan diri
- Kemampuan untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal : mengolah dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan proporsional.
4. Pandangan-pandangan realistis,
keahlian dan penugasan
- Kemampuan memandang orang lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam penyelesaian masalah, memiliki keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi pelbagai persoalan tanpa panik, mengasihani diri, atau tingkah laku lain yang merusak.
5. Objektifikasi diri: insight dan
humor
- Kemampuan diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak sekedar menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada saat yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.
6. Filsafat Hidup
- Ada latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan dan arti. Contohnya lewat agama.
Untuk memahami orang dewasa kita
membutuhkan gambaran tujuan dan aspirasinya. Tidak semua orang dewasa memiliki
kedewasaan yang matang. Bisa saja seseorang melakukan sesuatu hal tanpa tahu
apa yang ia lakukan.
SUMBER :
http://www.wikipedia/carl_rogers.com
Hall,Calvin. Lindsay,Gardner. Editor: Sugiyono. 1993. Psikologi Kepribadian 3 Teori-Teori Kepribadian dan Behavioristik. Kanisius: Yogyakarta
Lindzey,Gardner and Hall, Calvin, Introduction to Theories of Personalitry,New York: John Wiley & Sons, Inc., 1985
Psikologi Komunikasi, Marhaeni F. Kurniawati S.Sos M.psi, pusat pengembangan bahan ajar UMB
Hall,Calvin. Lindsay,Gardner. Editor: Sugiyono. 1993. Psikologi Kepribadian 3 Teori-Teori Kepribadian dan Behavioristik. Kanisius: Yogyakarta
Lindzey,Gardner and Hall, Calvin, Introduction to Theories of Personalitry,New York: John Wiley & Sons, Inc., 1985
Psikologi Komunikasi, Marhaeni F. Kurniawati S.Sos M.psi, pusat pengembangan bahan ajar UMB
2.
TEORI
KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT CARL ROGERS
A. Perkembangan
kepribadian “self”
Inti dari teori- teori Rogers yaitu
individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan
hidup, dan menangani masalah- masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan
kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri.
Rogers menerima istilah self dari pengalaman- pengalaman realita masing- masing
individu. Dalam setiap bertambahnya umur ,anak bisa berubah sifat dan
perilaku. Dan seorang ibu bisa memperhatikan perkembangan anak, dari waktu ke
waktu dan seorang ibulah yang memelihara dan mendidiknya dan tidak di serahkan
kepada baby sister.
B.
Peranan positive regard dalam pembentukan kepribadian
individu
Setiap manusia memiliki kebutuhan basic
akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, cinta, kasih, dan sayang
dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang
terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard
(bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat). Pribadi yang
berfungsi sepeuhnya adalah pribadi yang mengalami pengharagaan positif tak
bersyarat. Mengapa? Karena ini penting, dihargai, diterima, disayangi, dicintai
sebagai seseorang yang berarti tentu akan menerima dengan penuh kepercayaan.
C.
Ciri-ciri orang yang berfungsi sepenuhnya Menurut pendapat Rogers
Pertama orang yang sehat secara
psikologis akan lebih mudah beradaptasi
Karena orang psikologis bisa melihat dan menilai
sifat-sifat seeorang maka dari itu dia mudah beradaptasi. Kedua manusia –manusia masa depan akan lebih terbuka atas pengalaman-pengalaman
mereka, manusia masa depan akan lebih mendengar dirinya dan memperhatikan
perasaan bahagia, marah,kecewa,ketakutan, dan kelembutan mereka
Ketiga dari manusia masa depan adalah kecenderungan
untuk hidup sepenuhnya pada masa
sekarang. Merujuk kecenderungan untuk hidup pada masa sekarang sebagai kehidupan eksistensial. Manusia masa
depan tidak mempunyai kebutuhan untuk menipu diri mereka sendiri ataupun alasan
untuk mencoba membuat orang lain kagum
Keempat manusia masa depan akan tetap percaya terhadap
kemampuan diri mereka untuk merasakan hubungan
yang hamonis dengan orang lain.
Kelima manusia masa depan akan lebih terintegrasi,
lebih utuh, anpa batasan-batasan buatan antara proses kognitif yang dilakukan
secara sadar ataupun yang tidak.
Keenam, manusia masa depan mempunyai kepercayaan pada kemanusiaan. Mereka
tidak akan menyakiti orang lain hanya untuk kepentingan pribadi; peduli pada
orang lain dan akan siap membantu apabila diperlukan; akan mengalami kemarahan,
tetapi dapat dipercaya bahwa mereka tidak akan menyerang secara tidak asuk akal
melawan orang lain; serta akan merasa agresi, tetapi akan mengalihkannya kea
rah yang sepatutnya .
Terakhir, karena manusia masa depan terbuka dengan
semua pengalaman, mereka akan lebih
menikmati kekayaan hidup dri pada orang lain. Mereka tidak mendistori
stimulus internal ataupun menahan emosi mereka .
Rogers
meberikan lima sifat orang yang berfungsi sepenuhnya :
a.
Keterbukaan pada pengalaman
b.
Kehidupan eksistensial
c.
Kepercayaan terhadap organism sendiri
d.
Perasaan bebas
e.
Kreatifitas
Sumber :
Schultz, D.psikologi pertumbuhan :
model – model kepribadian sehat. Yogyakarta:
kanisius, 1991.
Suryabrata, S.psikologi kepribadian. Jakarta: kanisius, 1982.
Jess, J. And Gregory,J.F.teori kepribadian. Jakarta: salemba humanika, 2009.
Suryabrata, S.psikologi kepribadian. Jakarta: kanisius, 1982.
Jess, J. And Gregory,J.F.teori kepribadian. Jakarta: salemba humanika, 2009.
http://vinandut.blogspot.com/2012/04/teori-kepribadian-sehat-menurut-carl.html
3. TEORI
KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT ABRAHAM MASLOW
Teori Kepribadian Sehat
menurut Abraham Maslow. Pandangan dari Abraham Maslow yang optimistis dan
humanistik tentang kodrat manusia ialah mempelajari berapa banyak potensi yang
kita miliki untuk perkembangan dan pengungkapan manusia secara utuh. Dalam
pandangan humanistik ini, sebenarnya manusia memiliki potensi lebih banyak dari
pada apa yang mereka capai.
Ø
Hierarki
Kebutuhan Manusia
Menurut Maslow, semua manusia memiliki perjuangan
atau kecenderungan yang dibawa sejak lahir untuk mengaktualisasikan diri. Kita
didorong oleh kebutuhan - kebutuhan universal dan yang dibawa sejak lahir, yang
tersusun dalam suatu tingkat, dari yang paling kuat sampai kepada yang paling
lemah. Dengan cara yang sama juga, kebutuhan yang paling rendah dan paling kuat
harus dipuaskan sebelum muncul kebutuhan tingkat kedua dan seterusnya naik
tingkat sampai muncul kebutuhan yang paling tinggi yakni aktualisasi diri.
Ø
Kepribadian
yang Sehat Menurut Maslow
Ada beberapa pendapat Maslow mengenai
individu yang sehat itu seperti apa. Maslow menulis tentang manusia yang sehat
secara psikiatris " Pertama dan yang paling penting adalah keyakinan yang
kuat bahwa manusia memiliki kodratnya sendiri yang hakiki. Kedua, terkandung suatu
konsepsi bahwa perkembangan yang benar - benar sehat, normal dan yang dicita -
citakan terjadi dalam bentuk mengaktualisasikan kodrat ini, memenuhi potensi-
potensi ini ".
Individu yang sehat adalah individu yang
berhasil mengembangkan cintanya, bukan lagi diarahkan ke dalam diri sendiri,
tetapi bisa diperluas pada orang - orang lain. Individu yang sehat melihat
pertumbuhan dan perkembangan orang lain menjadi sama pentingnya pertumbuhan dan
perkembangan diri sendiri. Maslow menempatkan rasa tanggung jawab pada orang
lain melalui hierarki kebutuhannya, terutama pada kebutuhan untuk mencintai dan
dicintai serta kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan. Maslow juga menyatakan
bahwa pertumbuhan psikologis akan menghasilkan kesehatan psikologis, sedangkan
orang yang gagal bertumbuh dengan sendirinya akan mengalami gejala patologi
baik mental maupun fisik.
SEMBER :
Schultz,
D.psikologi pertumbuhan : model – model kepribadian sehat.
http://deariyanti.blogspot.com/2013/04/konsep-sehat_8375.html
4.
TEORI
KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT ERICK FROMM
Erich Fromm yang pernah menuliskan “ kita adalah
orang - orang yang harus menjadi sesuai dengan keperluan - keperluan masyarakat
dimana kita hidup ”. Karena kekuatan - kekuatan sosial dan kultur begitu
penting, fromm percaya bahwa perlu menganalisis struktur masyarakat. Jadi
kodrat masyarakat adalah kunci untuk memahami dan mengubah kepribadian manusia.
Apakah suatu kepribadian itu sehat atau tidak sehat tergantung pada kebudayaan
yang membantu atau mengambat pertumbuhan dan perkembangan manusia yang positif.
Fromm memberikan suatu gambaran yang jelas tentang
kepribadian yang sehat. Orang yang demikian mencintai sepenuhnya, kreatif,
memiliki kemampuan - kemampuan pikiran yang sangat berkembang, mengamati dunia
dan diri secara objektif, memiliki suatu perasaan identitas yang kuat,
berhubungan dengan dan berakar didunia, subjek atau pelaku dari diri dan nasib,
dan bebas dari ikatan - ikatan sumbang. Akan tetapi ada salah satu pengertian
dimana kepribadian sehat dan produktif benar-benar menghasilkan sesuatu dan
merupakan hasil yang sangat penting dari individu, yakni diri. Orang-orang
sehat menciptakan diri mereka dengan melahirkan semua potensi mereka, dengan
menjadi semua menurut kesanggupan mereka dan memenuhi semua kapasitas mereka.
Ø
Kepribadian yang sehat menurut Fromm :
Fromm memberikan suatu gambaran jelas tentang kepribadian yang sehat. Orang yang demikian mencintai seutuhnya, kreatif, memiliki kemampuan - kemampuan pikiran yang sangat berkembang, mengamati dunia dan diri secara obejektif, memiliki suatu perasaan identitas yang kuat, berhubungan dengan dan berakar di dunia, subjek atau pelaku dari diri dan takdir, dan bebas dari ikatan - ikatan sumbang.
Ø
Fromm mengemukakan lima kebutuhan yang
berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan :
1.
Hubungan
Manusia
menyadari hilangnya ikatan utama dengan alam dan dengan satu sama lain. Kita
mengetahui bahwa kita masing-masing terpisah sendirian, dan tak berdaya.
Sebagai akibatnya, kita harus mencari ikatan-ikatan baru dengan orang lain,
kita harus menemukan suatu perasaan hubungan dengan mereka untuk menggantikan
ikatan-ikatan kita yang hilang dengan alam. Fromm percaya bahwa pemuasan
kebutuhan untuk berhubungan atau bersatu dengan orang-orang lain ini sangat
penting untuk kesehatan psikologis. Ada beberapa cara untuk menemukan hubungan.
Beberapa cara adalah destruktif (tidak sehat), dan cara-cara lainnya
konstruktif (sehat). Seseorang dapat berusaha untuk bersatu dengan dunia dengan
bersikap tunduk kepada orang lain, kepada suatu kelompok, atau kepada sesuatu
yang ideal, seperti Tuhan. Dengan menundukan diri, orang tidak lagi sendirian,
tetapi menjadi milik dari seseorang atau sesuatu yang lebih besar daripada
dirinya sendiri. Kemungkinan lain seseorang dapat berusaha untuk berhubungan
dengan dunia dengan menguasainya, dengan memaksa orang-orang lain tunduk
kepadanya. Cara yang sehat untuk berhubunagn dengan dunia adalah melalui cinta.
Cinta memuaskan kebutuhan akan keamanan dan juga menimbulkan sesuatu perasaan
integritas dan individualitas. Fromm tidak mendefinisikan cinta semata-mata
dalam pengertian erotis, definisinya meliputi cinta orangtua terhadap anak,
cinta kepada diri sendiri, dan dalam pengertian yang lebih luas, solidaritas
dengan semua orang dan mencintai mereka.
2.
Trasendensi
Erat
hubungannya dengan kebutuhan hubungan ialah kebutuhan manusia untuk mengatasi
atau melebihi peranan-peranan pasif sebagai ciptaan. Karena menyadari kodrat
kelahiran dan kematian aksidental dan watak eksistensi yang serampangan,
manusia didorong untuk melebihi keadaan tercipta menjadi pencipta, pembentuk
yang aktif dari kehidupannya sendiri. Fromm percaya bahwa dalam perbuatan
menciptakan (anak-anak, ide-ide, kesenian, atau barang-barang material) manusia
mengatasi kodrat eksistensi yang pasif dan aksidental, dengan demikian mencapai
suatu perasaan akan maksud dan kebebasan. Menciptakan ialah cara ideal atau
sehat untuk melebihi keadaan binatang yang pasif yang tidak diterima oleh manusia
karena kemampuan pikiran dan daya khayalnya. Tetapi apa yang terjadi apabila
seseorang tidak mampu menjadi kreatif ? kebutuhan akan transendensi harus
dipuaskan apabila tidak dengan suatu cara yang sehat maka dengan suatu cara
yang tidak sehat. Fromm percaya bahwa jalan lain untuk kreativitas ialah
destruktivitas. Destruktivitas , misalnya kreativitas, merupakan suatu
keterlibatan aktif dengan dunia. Inilah satu-satunya pilihan yang dimiliki
seseorang, yakni menciptakan atau membinasakannya, mencintai atau membenci,
tidak ada cara-cara lain untuk mencapai transendensi. Destruktivitas dan
kreativitas keduanya berakar secara mendalam pada kodrat manusia. Akan tetapi,
kreativitas merupakan potensi utama dan menyebabkan kesehatan psikologis.
3.
Berakar
Cara
yang ideal adalah membangun suatu perasaan persaudaraan dengan sesama umat
manusia, suatu perasaan keterlibatan, cinta, perhatian, dan partisipasi dalam
masyarakat. Perasaan solidaritas dengan orang-orang lain ini memuaskan
kebutuhan untuk berakar, untuk berkoneksi da berhubungan dengan dunia. Cara
yang tidak sehat untuk berakar ialah dengan memelihara ikatan-ikatan sumbang
masa kanak-kanak dengan ibu. Sedikit banyak, orang yang demikian tidak pernah
sanggup meninggalkan rumah dan terus berpegang teguh pada keamanan
ikatan-ikatan keibuan. Ikatan-ikatan sumbang dapat meluas melampaui hubungan
anak-ibu dan memasukan seluruh kelompok keluarga. Dengan mepertahankan
ikatan-ikatan sumbang dalam setiap tingkat, seseorang menutup
pengalaman-pengalaman tertentu dan membatasi cinta dan solidaritas hanya untuk
beberapa manusia. Situasi ini tidak membiarkan perhatian, pembagian, dan
partisipasi penuh dengan dunia pada umumnya yang merupakan suatu syarat untuk
kesehatan psikologis. Seseorang yang hanya mencintai beberapa orang, yang
merasakan suatu perasaan persaudaraan dengan suatu bagian kemanusiaan yang
terbatas, tidak sanggup mengembangkan seluruh potensi manusianya.
4.
Perasaan Identitas
Manusia
juga membutuhkan suatu perasaan identitas sebagai individu yang unik, suatu identitas
yang menempatkannya terpisah dari orang-orang lain dalam hal perasannya tentang
dia, siapa dan apa. Cara yang sehat untuk memuaskan kebutuhan ini adalah
individualitas, proses dimana seseorang mencapai suatu perasaan tertentu
tentang identitas diri. Sejauh mana kita masing-masing mengalami suatu perasaan
yang unik tentang diri (selfhood) tergantung pada bagaimana kita berhasil
memutuskan iaktan-ikatan sumbang dengan keluarga, suku, atau bangsa kita.
Orang-orang dengan perasaan individualitas yang berkembang baik mengalami diri
mereka seperti lebih mengontrol kehidupan mereka sendiri, dan kehidupan mereka
tidak dibentuk oleh orang-orang lain. Dengan cara ini, identitas ditentukan
berdasarkan kualitas-kualitas suatu kelompok, bukan berdasarkan kualitas-kualitas
diri. Dengan melekat pada norma-norma, nilai-nilai, dan tingkah laku
kelompok-kelompok itu, seseorang benar-benar menemukan semacam identitas.
5.
Kerangka Orientasi
Dasar
yang ideal untuk kerangka orientasi adalah pikiran, yakni sarana yang digunakan
seseorang untuk mengembangkan suatu gambaran realistis yang objektif tentang
dunia. Yang terkandung dalam hal ini ialah kapasitas untuk melihat dunia
(termasuk diri) secara objektif, untuk menggambarkan dunia dengan tepat dan
tidak mengubahnya dengan lensa-lensa subjektif dari kebutuhan-kebutuhan dan
ketakutan-ketakutan orang sendiri. Fromm sangat mementingkan persepsi objektif
tentang kenyataan. Semakin objektif persepsi kita, semakin juga kita
berhubungan dengan kenyataan, jadi semakin matang dan semakin tangkas pula kita
dalam menanggulangi dunia luar. Pikiran harus dikembangkan dan diterapkan dalam
semua segi kehidupan. Suatu yang kurang ideal dalam membangun suatu kerangka
orientasi adalah lewat irasionalitas. Hal ini, meyangkut suatu pandangan subjektif
tentang dunia, peristiwa-peristiwa, dan pengalaman-pengalaman dilihat tidak
menurut apa adanya tetapi menurut apa yang diinginkan orang terhadapnya. Tentu
saja, suatu kerangka subjektif juga memberikan suatu gambaran dunia. Meskipun
kerangka subjektif mungkin merupakan khyalan tetapi tetap riil bagi individu
yang mempertahankannya.
SEMBER :
Schultz,
D.psikologi pertumbuhan : model – model kepribadian sehat.
http://deariyanti.blogspot.com/2013/04/konsep-sehat_8375.html
Gregory J. Feist, Jess Feist.2010.Teori Kepribadian (Theories of Personality).Jakarta
:
Salemba Humanika
B. PENGETIAN
STRESS
1. Pengertian Stress
a) Menurut
Hans Selye, “stress adalah respons manusia yang bersifat nonspesifik terhadap
setiap tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya” (Pusdikes,Dep.Kes.1989)
b) ‘Stress
adalah reaksi atau respons tubuh terhadap stressor psikososial (tekanan mental
atau beban kehidupan)” Dadang Hawari.2001
c) Stress
adalah suatu kekuatan yang mendesak atau mencekam, yang menimbulkan suatu
ketegangan dalam diri seseorang (Soeharto Heerdjan,1987)
d) Secara
umum yang dimaksud stress adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang dapat
menimbulkan tekanan, perubahan, ketegangan emosi dan lain-lain
e) Stress
adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri dan karena itu sesuatu
yang dapat mengganggu keseimbangan kita (Maramis,1999)
f) Menurut
Vincent Cornelli, sebagaimana dikutip oleh Grant Brect (2000) bahwa yang
dimaksud stress adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh
perubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun
penampilan individu didalam lingkungan tersebut.
2. Arti Penting
Stress
Stress
menurut Hans Selye 1976 merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik
terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya. Berdasarkan pengertian
tersebut dapat dikatakan stress apabila seseorang mengalami beban atau tugas
yang berat tetapi orang tersebut tidak dapat mengatasi tugas yang dibebankan
itu, maka tubuh akan berespon dengan tidak mampu terhadap tugas tersebut,
sehingga orang tersebut dapat mengalami stress. Respons atau tindakan ini
termasuk respons fisiologis dan psikologis.
Ø Efek-efek
stress menurut Hans selye :
Stress dapat menyebabkan perasaan negative atau yang
berlawanan dengan apa yang diinginkan atau mengancam kesejahteraan emosional.
Stress dapat menggangu cara seseorang dalam menyerap realitas, menyelesaikan masalah, berfikir secara umum dan hubungan
seseorang dan rasa memiliki. Terjadinya stress dapat disebabkan oleh
sesuatu yang dinamakan stressor,stressor ialah stimuli yang mengawali atau
mencetuskan perubahan. Stressor secara umum dapat diklasifikasikan sebagai
stressor internal atau eksternal.Stressor
internal berasal dari dalam diri seseorang (mis. Kondisi sakit,menopause,
dll ). Stressor eksternal berasal dari luar diri seseorang atau lingkuangan (mis. Kematian anggota keluarga,
masalah di tempat kerja, dll ).
Ø Faktor-faktor
individual dan sosial yang menjadi penyebab stress :
Ø Sumber-sumber stress didalam diri
seseorang : Kadang-kadang sumber stress itu ada didalam diri seseorang. Salah
satunya melalui kesakitan. Tingkatan stress yang muncul tergantung pada rasa
sakit dan umur inividu(sarafino,1990). Stress juga akan muncul dalam seseorang
melalui penilaian dari kekuatan motivasional yang melawan, bila seseorang
mengalami konflik. Konflik merupakan sumber stress yang utama.
Ø Sumber-sumber stress di dalam
keluarga : Stress di sini juga dapat bersumber dari interaksi di antara para
anggota keluarga, seperti : perselisihan dalam masalah keuangan, perasaan
saling acuh tak acuh, tujuan-tujuan yang saling berbeda dll. Misalnya :
perbedaan keinginan tentang acara televisi yang akan ditonton, perselisihan
antara orang tua dan anak-anak yang menyetel tape-nya keras-keras, tinggal di
suatu lingkungan yang terlalu sesak, kehadiran adik baru. Khusus pada
penambahan adik baru ini, dapat menimbulkan perasaan stress terutama pada diri
ibu yang selama hamil (selain perasaan senang, tentu), dan setelah kelahiran.
Rasa stress pada ayah sehubungan dengan adanya anggota baru dalam keluarga,
sebagai kekhawatiran akan berubahnya interaksi dengan ibu sebagai istrinya atau
kekhawatiran akan tambahan biaya. Pra orang tua yang kehilangan anak-anaknya
atau pasanganya karena kematian akan merasa kehilangan arti (sarafino,1990).
Ø Sumber-sumber stress didalam
komunitas dan lingkungan : interaksi subjek diluar lingkungan keluarga melengkapi
sumber-sumber stress. Contohnya : pengalaman stress anak-anak disekolah dan di
beberapa kejadian kompetitif, seperti olahraga. Sedangkan beberapa pengalaman
stress oang tua bersumber dari pekerjaannya, dan lingkungan yang stressful
sifatnya. Khususnya ‘occupational stress’ telah diteliti secra luas.
Ø Pekerjaan dan stress : Hampir semua
orang didalam kehidupan mereka mengalami stress sehubungan denga pekerjaan
mereka. Tidak jarang situasi yang ‘stressful’ ini kecil saja dan tidak berarti,
tetapi bagi banyak orang situasi stress itu begitu sangat terasa dan
berkelanjutan didalam jangka waktu yang lama. Faktor-faktor yang membuat
pekerjaan itu ‘stressful’ ialah :
1. Tuntutan
kerja : pekerjaan yang terlalu banyak dan membuat orang bekerja terlalu keras
dan lembur, karena keharusan mengerjakannya.
2. Jenis
pekerjaan : jenis pekerjaan itu sendiri sudah lebih ‘stressful’ dari pada jenis
pekerjaan lainnya. Pekerjaan itu misalnya : jenis pekerjaan yang memberikan
penilaian atas penampilan kerja bawahannya (supervisi), guru, dan dosen.
3. Pekerjaan
yang menuntut tanggung jawab bagi kehidupan manusia : contohnya tenaga medis
mempunyai beban kerja yang berat dan harus menghadapi situasi kehidupan dan
kematian setiap harinya. Membuat kesalahan dapat menimbulkan konsekuensi yang
serius.
Menurut Sarafino (1990) stress kerja dapat disebabkan
karena :
a. Lingkungan
fisik yang terlalu menekan
b. Kurangnya
kontrol yang dirasakan
c. Kurangnya
hubungan interpersonal
d. Kurangnya
pengakuan terhadap kemajuan kerja
Ø Stress yang berasal dari lingkungan
: lingkungan yang dimaksud disni adalah lingkungan fisik, seperti : kebisingan,
suhu yang terlalu panas, kesesakan, dan angin badai (tornado,tsunami). Stressor
lingkungan mencakup juga stressor secara makro seperti migrasi, kerugian akibat
teknologi modern seperti kecelakaan lalu lintas, bencana nuklir (Peterson dkk,
1991) dan faktor sekolah (Graham,1989).
Ø The General Adaptation Syndrome (GAS)
Dengan bahasa latin, Hans Selye,M.D. menjelaskan
tahapan stress ini dan menyebutkan sebagai The
General Adaptation Syndrome (GAS), menurut Selye GAS juga terdiri dari 3
tahap :
1. Reaksi
terkejut (alarm reaction) ketika tubuh mulai mendeteksi stimulus dari luar.
2.
Adaptasi
(adaptation) ketika mengeluarkan perangkat pertahanan melawan sumber stress
(stressor).
3. Kelelahan
(exhaustion) ketika tubuh mulai kehabisan daya pertahanannya.
Ø Tipe-tipe stress :
1. Tekanan :
hasil hubungan antara peristiwa-peristiwa persekitaran dengan individu. Paras
tekanan yang dihasilkan akan bergantung kepada sumber tekanan dan cara individu
tersebut bertindak balas. Tekanan mental adalah sebagian daripada kehidupan
harian. Ia merujuk kepada kaedah yang menyebabkan ketenangan individu terasa di
ancam oleh peristiwa persekitaran dan menyebabkan individu tersebut bertindak
balas. Anda boleh mengalami tekanan ketika di tempat kerja, menyesuaikan diri
dengan persekitaran baru, atau melalui hubungan sosial. Tekanan mental yang
sederhana boleh menjadi pendorong kepada satu-satu tindakan dan pencapaian
tetapi kalau tekanan mental anda itu terlalu tinggi, ia boleh menimbulkan
masalah sosial dan seterusnya menggangu kesehatan anda.
2.
Frustasi :
adalah suatu harapan yang diinginkan dan kenyataan yang terjadi tidak sesuai
dengan yang diharapkan.
Misalnya putus pacar, perceraian, masalah kantor, masalah sekolah atau masalah yang tidak kunjung selesai.
Misalnya putus pacar, perceraian, masalah kantor, masalah sekolah atau masalah yang tidak kunjung selesai.
3.
Konflik :
Berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua
orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
4. Kecemasan :
Banyak pengertian/definisi yang dirumuskan oleh para ahli dalam merumuskan
pengertian tentang kecemasan. Beberapa ahli yang mencoba untuk mengemukakan
definisi kecemasan, antara lain :
·
Maramis
(1995) menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu ketegangan, rasa tidak aman,
kekhawatiran, yang timbul karena dirasakan akan mengalami kejadian yang tidak
menyenangkan.
·
Lazarus
(1991) menyatakan bahwa kecemasan adalah reaksi individu terhadap hal yang akan
dihadapi. Kecemasan merupakan suatu perasaan yang menyakitkan, seperti
kegelisahan, kebingungan, dan sebagainya, yang berhubungan dengan aspek
subyektif emosi. Kecemasan merupakan gejala yang biasa pada saat ini, karena
itu disepanjang perjalanan hidup manusia, mulai lahir sampai menjelang
kematian, rasa cemas sering kali ada.
Ø Pendekatan problem solving terhadap stress
Strategi koping yang spontan mengatasi strees :
ü Dukungan sosial dan konsep-konsep
terkait : beberapa penulis meletakkan dukungan sosial terutama dalam konteks hubungan yang akrab atau ‘kualitas
hubungan’ (Winnubst dkk,1988). Menurut Robin & Salovey (1989) perkawinan
dan keluarga barangkali merupakan sumber dukungan sosial yang penting. Akrab
adalah penting dalam masalah dukungan sosial, dan hanya mereka yang tidak
terjalin suatu keakraban berada pada resiko. Para ilmuan lainnya menetapkan
dukungan sosial dalam rangka jejaring
sosial. Wellman(1985) meletakkan dukungan sosial didalam analisis jaringan
yang lebih longgar : dukungan sosial yan hanya dapat dipahami kalau orang tahu
tentang struktur jaringan yang lebih luas yang didalamnya seorang terintegrasi.
Segi-segi struktural jaringan ini mencangkup pengaturan-pengaturan hidup,
frekuensi kontak, keikutsertaan dalam kegiatan sosial, keterlibatan dalam
jaringan sosial (Ritter,1988). Rook (1985) menganggap dukungan sosial sebagai
satu diantara fungsi pertalian (atau
ikatan) sosial. Segi-segi fungsional mencangkup : dukungan emosional,
mendorong adanya ungkapan perasaan, pemberian nasehat atau informasi, pemberian
bantuan material (Ritter, 1988).
Ikatan-ikatan sosial menggambarkan tingkat dan kualitas umum dari
hubungan interpersonal.
ü Dukungan sosial sebagai ‘kognisi’
atau ‘fakta sosial’ : “Dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat
verbal dan/atau non-verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh
keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan mempunyai manfaat
emosional atau efek perilaku bagi pihak penerimaan”(Gottlieb, 1983).
Jenis dukungan sosial :
o Dukungan
emosional
o Dukungan
penghargaan
o Dukungan
instrumental
o Dukungan
informatif
SUMBER :
Christian,M.2005.Jinakkan stress.Bandung:Nexx Media
Markam, Suprapti Slamet I.S.
Sumarno.2008.Pengantar Psikologi Klinis.
Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press).
Smet,Bart.1994.Psikologi kesehatan.Jakarta:Gramedia.
http://meltri-elia.blogspot.com/2011/04/stress-menurut-hans-selye.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar