C.
KOPING (COPING) STRESS
Pengertian & Jenis-jenis Koping
Pengertoan
coping stress menurut Taylor (dalam Smet, 1994) adalah suatu proses dimana
individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutantuntutan (baik
itu tuntutan yang berasal dari individu maupun tuntutan yang berasal dari
lingkungan) dengan sumber-sumber daya yang mereka gunakan dalam menghadapi
situasi stressful.
Menurut
Lazarus (1996) coping stress adalah upaya kognitif dan tingkah laku untuk
mengelola tuntutan internal dan eksternal yang khusus dan konflik diantaranya
yang dinilai individu sebagai beban dan melampaui batas kemampuan individu
tersebut. Individu akan memberikan reaksi yang berbeda untuk mengatasi stres.
Dewasa ini
proses terhadap stres menjadi pedoman untuk membangun coping stress. Secara
umum stres dapat diatasi dengan melakukan transaksi dengan lingkungan dimana
hubungan transaksi ini merupakan suatu proses dimana individu berusaha untuk
menangani dan menguasai situasi stres yang menekan dengan melakukan perubahan
kognitif maupun perilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya.
Coping
adalah transaksi berseri antara individu yang memiliki satuan sumber daya,
nilai, komitmen, dan lingkungan tempat tinggal dengan sumber dayanya sendiri,
tuntutan. Coping bukan merupakan suatu tindakan yang dilakukan individu tetapi
merupakan kumpulan respon yang terjadi setiap waktu, yang dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan dan individu tersebut (Yanny, dkk, 2004).
Reaksi
emosional, termasuk kemarahan dan depresi, dapat dianggap sebagai bagian dari
proses coping untuk menghadapi suatu tuntutan. Berdasarkan uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa coping stress merupakan suatu upaya kognitif untuk menguasai,
mentoleransi, mengurangi atau meminimalisasikan suatu siatuasi atau kejadian
yang penuh ancaman.
Aspek-aspek
coping stress terdiri dari beberapa macam. Coping dapat diidentifikasi melalui
respon, manifestasi (tanda dan gejala) dan pernyataan klien dalam wawancara. Menurut
Jerabek (1998) ada 7 (tujuh) aspek coping stress, yaitu:
Reactivity
to stress (reaksi terhadap stres)
Bagaimana
individu bereaksi terhadap stres, atau dapat dikatakan sebagai kemampuan
seseorang untuk menghadapi stres. Jerabek (1998) mengatakan bahwa semakin
rendah kemampuan seseorang menghadapi stres, maka reaksinya terhadap stres
tergolong maladaptif. Sebaliknya, semakin tinggi kemampuan seseorang menghadapi
stres, maka reaksinya terhadap stres semakin adaptif.
Ability to
assess situation (kemampuan untuk menilai situasi)
Kemampuan
untuk menilai situasi yang dimaksud yaitu bagaimana cara individu menanggapi
situasi/masalah yang mengancam dirinya. Dimana situasi tersebut dapat
terkendali jika individu memiliki kemampuan yang tinggi untuk menilai situasi,
dan situasi yang menimpanya akan menimbulkan stres jika individu memiliki
kemampuan yang rendah untuk menilai situasi (Jerabek, 1998).
Self-reliance
(kepercayaan terhadap diri sendiri)
Self-reliance
merupakan kepercayaan individu terhadap dirinya untuk dapat menghadapi/
menyelesaikan situasi atau masalah yang datang kepadanya. Jerabek (1998)
menyatakan bahwa, semakin tinggi kepercayaan diri individu dalam menghadapi
situasi yang mengancam dirinya, maka ia akan terhindar dari stres. Sebaliknya,
semakin rendah kepercayaan diri individu dalam menghadapi situasi yang
mengancam, maka ia akan mengalami stres.
Resourcefulness
(banyaknya akal daya)
Menurut
Jerabek (1998) resourcefulness merupakan daya/ kemampuan individu untuk
memikirkan jalan keluar dalam menghadapi situasi/ masalah yang mengancamnya.
Semakin tinggi kemampuan individu untuk mencari jalan keluar bagi masalahnya,
ia akan terlepas dari stres, namun semakin rendah kemampuan individu untuk
mencari jalan keluar bagi masalahnya, ia akan mengalami stres. Salah satu
contoh dari aspek ini yaitu : berbagi masalah dengan teman atau orang yang
disayangi, mengikuti group therapy.
Adaptability
and flexibility (adaptasi dan penyesuaian)
Adaptasi dan
penyesuaian individu dalam menghadapi situasi/masalah yang mengancam dirinya
juga mempengaruhi tingkat stres seseorang. Jerabek (1998) mengatakan bahwa,
semakin tinggi adaptasi dan penyesuaian diri individu terhadap situasi/ masalah
yang mengancam, ia akan terhindar dari stres. Sebaliknya, semakin rendah adaptasi
dan penyesuaian diri individu terhadap situasi/ masalah yang mengancam, ia akan
mengalami stres.
Proactive
attitude (sikap proaktif)
Jerabek
(1998) menyatakan bahwa individu juga harus berperan aktif dalam menghadapi
situasi/ masalah yang mengancam dirinya. jika individu tidak aktif dalam
menyeleseaikan masalahnya atau terlalu bergantung kepada orang lain, ia akan
mengalami stres. Namun sebaliknya, jika seseorang aktif menghadapi situasi/
masalah yang menancam dirinya, ia akan terlepas dari stres.
Ability to
relax (kemampuan untuk relaks)
Jerabek
(1998) menyatakan bahwa bersikap santai/ relaks dalam menghadapi masalah, dapat
mengurangi tingkat stres seseorang. Semakin tinggi kemampuan individu untuk
relaks dalam menghadapi maslaahnya, semakin rendah tingkat stress nya. Namun
semakin tegang seseorang menghadapi stres nya, maka tingkat stress nya akan
semakin tinggi.
Jenis-Jenis Coping
yang Konstruktif dan Positif
a. Coping yang konstruktif
- Escape
Usaha untuk menghilangkan stress dengan melarikan diri
dari masalah dan beralih pada hal-hal yang tidak baik, seperti merokok,
narkoba, dll.
- Accepteance
Karena tidak ada lagi yang dapat memecahkan masalah,
maka lebih memilih pasrah dan menerimanya.
- Avoidance
Individu berusaha menyanggah dan mengingkari serta
melupakan masalah-masalah yang ada pada
dirinya.
- Avoidant
coping
Strategi yang dilakukan individu untuk menjauhkan diri dari sumber stress
dengan cara melakukan suatu aktivitas atau menarik diri dari suatu kegiatan atau
situasi yang berpotensi menimbulkan stress.
b. Coping yang positif
- Active
coping
Strategi yang dirancang untuk mengubah cara pandang
individu terhadap sumber stress.
- Problem
solving focused coping
Individu secara aktif mencari penyelesaian dari
masalah untuk mehilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stress.
- Distancing
Usaha untuk menghindari permasalahan dan menutupinya
dengan pandangan yang positif dan menganggap remeh suatu masalah.
- Planful
problem solving
Individu membentuk suatu strategi dan perencanaan
menghilangkan dan mengatasi stress dengan melibatkan tindakan yang teliti,
hati-hati, bertahap, dan analitis.
- Positive
reappraisal
Usaha untuk mencari makna positif dari permasalahan
dengan pengembangan diri dan melibatkan hal-hal religi.
- Self control
Suatu bentuk dalam penyelesaian masalah dengan cara
menahan diri, mengatur perasaan, tidak tergesa-gesa dan hati hati dalam
mengambil tindakan.
- Emotion
focused coping
Melibatkan usaha-usaha untuk mengatur emosinya dalam
penyesuaian diri dengan dampak yang ditimbulkan oleh kondisi yang penuh
tekanan.
- Seeking
social support
Suatu cara yang dilakukan individu dalam menghadapi
maslah dengan cara mencari dukungan sosial pada keluarga atau lingkungan
sekitar, berupa simpati atau perhatian.
- Positive
reinterpretation
Respon dari individu dengan cara merubah dan
mengembangkan dalam kepribadiannya atau mencoba mengambil pandangan positif
dari sebuah masalah.
SUMBER :
Basuki, S.
A.M Heru.2008. Psikologi Umum. Jakarta: Universitas
Gunadarma
Markam, Suprapti Slamet I.S.
Sumarno.2008.Pengantar Psikologi Klinis.
Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press).
http://www.psychologymania.com/2012/12/aspek-aspek-coping-stress.html