Sabtu, 23 Juli 2011

Anak Tak Boleh Jadi Tumpuan Ekonomi Keluarga



JAKARTA - Dalam rangka memperingati hari anak nasional komunitas Save Steet Child menggelar aksi damai di Bundaraan Hi.

Puluhan pendemo melakukan aksi dengan mengitari Bundaran HI, dan teatrikal tentang seorang pengmen jalan yang dipaksa bekerja oleh orang tuanya.

"Anak-anak seharusnya mendapatkan perlindungan dari orang tuanya, bukannya menjadi penyokong ekonomi keluarga,"kata Shefti Latiefah inisiator gerakan Save Street Child, saat ditemui okezone, Minggu (24/7/2011).

Shefti menjelaskan, kekerasaan pada anak sering terjadi pada keluarga golongan ekonomi lemah, kondisi ini sangat miris dimana seorang anak harusnya bermain,dan belajar malah mecari receh di jalanan.

"Kami mendesak pemerintah untuk menjamin hak anak, memberikan perlindungan, mengentaskan anak-anak dari jalanan dan memberantas korupsi yang meyebabkan kemiskinan,"ujarnya.

Menurut data dari Komisi Perlindungan Anak pada tahun 2011 ini, terdapat 435 kasus kekerasaan pada anak atau dengan kata lain hampir tiap bulannya terjadi kekerasaan pada anak. Ironisnya, 58% merupakan korban kekerasaan seksual.

Perlindungan terhadap anak, lanjut Shefti janganlah sebagai wacana yang tidak diimplementasikan secara konkrit. "Janganlah UU no. 23 tahun 2003 tentang perlindungan anak hanya dijalankan secara normatif saja,"jelasnya.

Dalam aksi tersebut para pendemo membawa spanduk bertuliskan stop kekerasaan Terhadap Anak serta membagikan bunga dan surat kepada masyarakat.



http://news.okezone.com/read/2011/07/24/337/483519/anak-tak-boleh-jadi-tumpuan-ekonomi-keluarga

Tidak ada komentar: